Selamat datang diblo saya

Sabtu, 26 November 2011

yang terlewatkan... (bukan lagu biasanya)

(memegang kemoceng, sambil membersihkan blog angker yang sudah lama tak bertuan)


uhuk..uhuk... ya seperti inilah keadaan blog saya yang hina ini, semoga selanjutnya kawan semua masih mau berkunjung. cekidot

"hmm,, mba belum ada orang ya?"
"mas, MC-nya koq dobel ya?"
"ka, persiapan acaranya sejak kapan?"

mungkin itulah sekelumit pertanyaan yang sering kali saya atau kita dengar dari mad'u-mad'u atau kontakan kita. sekilas pertanyaannya simple saja. namun tidakkah teman-teman "tersentil" dari pertanyaan-pertanyaan itu? kebanyakan dari kita mungkin telah expert dalam hal tsaqafah, kitab-kitab mutabanat ditelan bulat-bulat, hafalan hadist dan Al-quran dihafal diluar kepala (lantaran jauhnya dari kepala sampe ga ingat sama sekali). namun pernahkan teman-teman memikirkan tentang profesionalitas? Ya... saya bukan mau mempertanyakan profesionalitas kawan semua. tapi, seringkali inilah yang tidak kita perhitungkan sematang-matangnya. iya toh? dengan "beringas" kita kesana kemari membagi ide yang telah kita makan tiap minggu, namun ketika ada acara, karpetnya ga ada, MC-nya ilang, parahnya lagi kalo tempatnya yang tiba-tiba ilang! nah lo... (pengalaman pribadi).

meskipun memang banyak hal yang berjalan diluar kehendak kita, namun bukankah kaidah kausalitas harus tetap  terpenuhi. dikampus, mahasiswa dituntut untuk berorganisasi dan aktif didalam kepanitiaan. dengan sangat hati mereka mempertimbangkan makanan apa yang akan mereka suguhkan, penampilan seperti apa yang bisa memukau penonton, dan kesan apa yang akan tamu bawa pulang. padahal apa yang mereka dapatkan dari kepanitiaan itu? selain capek dan lelah (kecuali bagi yang ikhlas dan dibenarkan syara tentu saja) bahkan seringkali merekapun harus merugi karena tak mampu memenuhi keperluan dana.

jika mereka yan tak dijanjikan apa-apa bisa profesional, mengapa kita tidak? bukankah setiap keringat yang bercucuran, nafas yang berhembus keras, dan detak nadi yang semakin cepat adalah saksi atas jiwa kita kelak? bahwa potensi yang Ia berikan telah 100% kita berikan untuk jalan dakwah nan mulia ini.

Ya, kawan... bagi kau yang mempercayai apa yang belum pernah kau lihat, bagi kau yang mencukupkan diri pada janji Allah, bagi kau yang memantapkan diri menjadi petarung layaknya seorang Ghazi. disinilah Allah menempatkanmu kawan.. dibarisan para syuhada yang cucuran darahnya sewangi surga. jika sudah terhunjam di dadamu bahwa cukuplah Allah bagimu, maka bukan hanya profesionalitas yang pasti akan ada ditiap usaha kita, tapi sebuah kekuatan besar yang berada disebelah mana yang tak kau duga, sebuah invisible hand yang akan memastikan janji-Nya pasti.

saya tidaklah kecewa atas usaha yang lalu, saya hanya mencoba membuat kita pantas untuk menjadi bagian dari sebuah pergerakan, memantaskan diri agar pada generasi inilah Allah menurunkan nushroh-Nya, atau memantaskan diri untuk menjadi generasi yang akan dengan gemilang mempersiapkan generasi selanjutnya untuk memegang kepemimpinan...

Wallahu a'lam
semoga Allah memberikan kekuatan tak terbatas pada para pemegang Royya. Allahu Akbar...