Selamat datang diblo saya

Selasa, 26 Maret 2013

selamat bodoh wahai orang sombong

berbeda orang yang selalu merasa bodoh dan orang yang merasa cukup dengan pengetahuannya.orang bodoh akan selalu menerima banyak diskusi karena dari sanalah ia akan selalu merasa bodoh, lain dengan orang yang selalu merasa pintar, ia menghindari diskusi karena merasa pemahamannya sudah benar dan telah sempurna.

seperti apa kau?
kita tau bahwa kebenaran hanyalah milik Allah, kita hanya berusaha untuk semakin dekat pada kebenaran dengan menyandarkan pada kitab tebal di lemari tiap muslim dan lisan, perilaku, serta diamnya Rasul. selama kita punya standar yang sama, monggo sama-sama berjalan kepada satu tujuan itu. lebarkan telinga, buka mata lebar-lebar, simak semua perbincangan yang berlari mendekati kebenaran. pelajari semuanya, pikirkan semuanya. apa yang ditakutkan? takut didebat? takut harus menyerah?

ilmu bukanlah masalah menang kalah, ilmu adalah perkara kebenaran. mengapa merasa hina jika mendapat kebenaran dari orang lain? mengapa merasa buruk jika mendapat teguran dari kawan lain? sungguh itu hanya  kesombongan yang darinya lahir kebodohan. selamat bodoh bagimu orang sombong! yang merasa jemarinya relah menyentuh surga, padahal aromanyapun tak ia rasakan...

menjemput kematian


Ada suatu waktu di mana aku ingin segera mati saat itu juga. Suatu waktu dimana aku siap jika Allah memutuskan nafasku saat itu juga. Menghentikan aliran darah dinadiku setik itu pula. Waktu dimana aku sedang berteriak lantang “Allahu Akbar”
Pernah melihat seseorang yang rela menyisihkan setengah hartanya untuk dakwah, dia ada disini, pernah melihat orang yang rela ayahnya membakar jilbab miliknya hanya untuk dakwah?, dia ada disini. Pernah melihat seseorang yang rela menempuh ribuan kilometer hanya untuk dakwah? Dia juga ada disini. Jika ditanyakan pada mereka apa yang menjadi tujuan perjalananmu? syahid
Inilah cita-cita para ghazi, cita-cita para ghuroba, cita-cita para pemegang bara.
Mungkin masih banyak yang mencibir, mungkin masih banyak yang bertanya, apa yang mereka lakukan dijalanan di siang bolong. Namun, mungkin pula, suatu saat mereka juga akan menyesali “mengapa saya tidak bersama kalian saat itu?”
Semoga Allah memberikan waktu yang tepat pada kematian kita, sehingga tak salah jika hari itu kita tersenyum sumringah, karena Israilpun menyambut kita…

Senin, 25 Maret 2013

rumah sakit jaman mbois

"Ayahku! Kau bertanya, apakah kau harus membawa uang untukku. Bila aku sudah sembuh dan keluar nanti, rumah sakit akan memberiku pakaian baru dan lima potong emas, sehingga aku tak harus langsung bekerja. Kau pun tak perlu menjual ternak kepada tetangga. Tapi hendaknya kau segera datang, jika kau masih ingin menemuiku di sini. Aku terbaring di bagian ortopedik, bersebelahan dengan saal operasi. Bila kau datang melalui pintu masuk utama, berjalanlah lurus melalui aula bagian selatan. Di situ ada poliklinik, tempat aku diperiksa pertama kali setelah aku terjatuh. Di sana setiap pasien baru akan diperiksa oleh para asisten dokter dan mahasiswa, dan jika seseorang dianggap tidak perlu dirawat-nginap, maka ia akan segera diberi resep obat, yang dapat ditukarkan di apotek rumah sakit. Setelah diperiksa di sana aku lalu didaftar, lalu diantar menemui dokter kepala rumah sakit. Seorang perawat memapahku masuk ke bangsal pria, memandikan tubuhku dan mengenakan pakain pasien yang bersih. Di sebelah kiri kau dapat melihat perpustakaan, dan ruang kuliah besar berada di belakangmu. Di situlah biasanya dokter kepala memberikan kuliah kepada mahasiswa. Gang di sebelah kiri beranda adalah jalan menuju bangsal wanita. Kau harus tetap mengambil jalan sebelah kanan, terus melewati bagian internis dan bagian bedah. Bila kebetulan terdengar alunan musik dan lagu-lagu dari salah satu kamar, cobalah tengok di dalamnya. Boleh jadi aku sudah berada di sana, di sebuah ruang khusus untuk para pasien yang sudah sembuh. Di situ kita dapat membaca buku-buku sambil menikmati alunan musik sebagai hiburan. Pagi tadi, ketika dokter kepala bersama para asisten dan perawat dalam kunjungan kelilingnya menjenguk dan memeriksaku, kepada dokter yang merawatku ia mengatakan sesuatu, yang tak aku pahami. Maka ia lalu menjelaskan kepadaku, bahwa besok pagi aku sudah boleh bangun dan meninggalkan rumah sakit. Keputusan yang sebenarnya belum aku inginkan.  Rasanya aku masih ingin tinggal di sini lebih lama lagi. Di sini semuanya begitu bersih dan terang. Tempat-tempat tidurnya empuk, sepreinya terbuat dari kain damas putih dan selimutnya lembut seperti beludru. Dalam setiap kamar tersedia aliran air, yang akan dihangatkan bila malam yang dingin tiba. Hampir tiap hari disuguhkan masakan daging unggas atau domba panggang, yang sangat cocok bagi kondisi perut para pasien. Pasien di sebelahku telah dengan sengaja selama seminggu pura-pura masih sakit, hanya agar ia masih bisa menikmati kelezatan gorengan ayam dalam beberapa hari lagi. Tapi dokter kepala mengetahui hal itu. Karena itu ia pun disuruh segera pulang. Namun untuk menunjukkan bahwa pasien itu sudah benar-benar pulih kesehatannya, ia masih dibolehkan sekali lagi menyantap hidangan roti keju dan ayam panggang.  Nah, ayah, datanglah, sebelum daging ayam terakhir untukku dipanggang!"
(surat salah satu pengelana didunia Islam)

ingat, yang diatas itu adalah surat yang datang kurang lebih 1000 tahun yang lalu bukan fasilitas rumah sakit jaman melenium kayak sekarang. logikanya, perkembangan teknologi ini akan searah dengan waktu bukan. tapi, pada faktanya, rumah sakit jaman baheula jauh lebih mbois daripada rumah sakit jaman ultramen kayak sekarang. cobalah tengok sesekali bangsal anak di Rumah sakit pemerintah terdekat. rumah sakit jadi semacam lingkaran setan, bukan karena banyak penampakannya, namun karena keluarga yang tadi ingin nambah pahala berkunjung pada saudara yang sakit akan menjadi target kuman selanjutnya. 

ingat kisah anak dera yang meninggal di pangkuan ayahnya karena di tolak 10 rumah sakit? saya semakin tak dapat membedakan yang mana sinetron yang mana kenyataan. terutama bagi tenaga kesehatan, semoga saja idealisme membantu sesama tidak luntur dimakan uang dan kesulitan hidup. ya, it's all about money. karena ini era kapitalistik, tak  heranlah ginjalmu akan dijual 1 atau 2 M untuk orang kaya yang kerjaannya minum minuman keras sampai ginjalnya enggan tetap berada ditubuhnya...

ayolah penggerak, dunia kini tak sama, dunia kini ladang pahala, ia meminta untuk diubah..