Selamat datang diblo saya

Minggu, 06 Oktober 2013

Mempercayai media?

Menarik bagi kita untuk mencermati fenomena hoax yang banyak menyebar di dunia maya. Beberapa waktu lalu ada sebuah artikel yang membahas tentang bagaimana beberapa kabar dunia yang telah lama disajikan di media cetak dan elektronik dianggap sebagai hoax. Well, tidak salah memang. Tapi tidak benar-benar dapat dipercaya sepenuhnya. Hoax sendiri dimaknai  sebagai sebuah usaha yang dilakukan untuk menipu dan mengabarkan hal-hal yang tidak benar-benar terjadi. Hoax juga diartikan sebagai upaya untuk memprovokasi perubahan masyarakat dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang sesuatu.

Menanggapi kembali artikel tentang hoax yang saya baca, artikel tersebut menitikberatkan pada berita-berita hoax yang terkait dengan fenomena keislaman, misalnya berita masuk Islamnya Pak Bin maksud saya Mr Bean, berita ditemukannya belahan pada bulan, foto-foto kejadian pembantaian yang dilakukan Budha Myanmar pada entitas Muslim Rohingya yang dianggap sebagai tipuan dan masih banyak lagi berita lain yang dianggap sebagai tipuan semata yang digunakan untuk kepentingan pihak tertentu. Hoax didalam Islam jelas hukumnya. Salah satu dari tiga ciri-ciri orang munafik adalah mengatakan sesuatu yang tidak ada faktanya alias bohong. JIka seperti ini, tidak dibenarkan seorang muslim dengan dalih membela agamanya dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang suatu perkara untuk memanipulasi data dan mengabarkan berita yang tidak benar. Jadi, Hoax merupakan perilaku buruk yang tidak didasarkan Islam dan tidak ada hubungannya dengan Islam. Kaum musliminpun yang memberitakan Hoax mestinya menarik akhlak buruk ini karena Allah jelas sangat membencinya.

So, saya setuju dengan beberapa berita yang menurut saya tidak penting untuk diperdebatkan kebenarannya. Semisal masuk Islamnya seorang tokoh, keajaiban kalimat lailahaillah, atau bulan yang terbelah atau tidak kecuali hal-hal tersebut kita temui secara langsung dan kita mampu memastikannya dengan panca indera kita. Toh untuk menancapkan kepercayaan kita akan Allah masih banyak fakta yang dapat kita indera yang mengantarkan kita pada kepercayaan tanpa keraguan hanya pada Allah Tuhan semesta Alam. Jikalau ditemukan fakta-fakta yang membenarkan kebenaran Al-quran, itu adalah hal yang hendaknya menguatkan azzam kita atas penghambaan kita pada Allah.

Lantas siapakah yang pantas kita percaya dalam mengkhabarkan sebuah berita? Kebenaran sering kali tak mudah kita dapatkan. Bahkan media-media besar tak luput dari “kekhilafan” mengabarkan kebohongan atau memotong-motong berita dengan maksud menghilangkan arti yang sesungguhnya. Tanpa disadari, media sangatlah berpengaruh terhadap jalan berpikir seseorang, mengarahkan opini, menunjuk tersangka, dan meninggalkan penonton dengan kabar yang tidak sempurna sehingga mereka dibiarkan berspekulasi dengan sepotong cerita itu saja. Sama seperti sejarah, mediapun akan berpihak kepada siapa yang menguasainya. Sangat mudah bila sang pemilik media memesan fakta macam apa yang ingin ia tampilkan dilayar kaca. Sepuluh menit diskusi akan mampu mengubah pembunuh menjadi malaikat paling berbudi luhur begitu pula sebaliknya.


Berita macam hoax ini, tak bolehlah membatasi kita dari mencari tahu kebenaran. Tak boleh membuat kita berhenti percaya pada mereka yang berusaha jujur mengabarkan. Tapi seharusnya fakta ini menyadarkan kita bahwa media tak akan pernah netral. Akan selalu ada bumbu-bumbu dalam berita bagi mereka yang punya kepentingan. Akan selalu ada oknum yang berusaha mengganti berita dengan gossip kemudian mengabarkannya berkali-kali hingga tak perlu dibuktikanpun secara otomatis lisan kita akan menjawab sesuai pesanan mereka. Tapi tetap aja akan selalu ada mereka yang berusaha menyingkap tabir kemunafikan dengan berita segar yang objektif meskipun bukan berarti netral. Kita hanya perlu objektif kemudian percaya pada apa yang kita indera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar