Selamat datang diblo saya

Sabtu, 31 Agustus 2013

Mahasiswa baru, Bangkit!

kini kita mulai berbicara lagi tentang mahasiswa. sebagai refleksi diri dan penjelajahan jati diri bagi para mahasiswa baru yang sebentar lagi mengalami ospek atau bahkan sudah selesai ospek. sebagai mahasiswa lama yang pernah muda, dimataku kuliah adalah satu noktah yang melanjutkan noktah sebelumnya sebelum akhirnya ditarik sebuah garis. yah, meskipun tidak semuanya sama ada mahasiswa yang menjalani kuliah sebagai titik yang sama dengan sebelumnya warna tintanya sama digores dengan pena yang sama. tak heran jika noktah itu tak memberikan irama baru dalam perjalanan hidupnya. namun ada pula, mahasiswa yang menjadikan kuliah sebagai titik balik dalam hidupnya. ibarat bumerang yang telah dilembar, datang kalanya ia berbalik menuju sang pemilik. inilah yang selanjutnya ingin ku sebut dengan bangkit.

suatu ketika, ketika aku memanggil kawanku dari tidurnya dengan kata "bangun" dia masih akan menggosok-gosok hidungnya tanpa sedikitpun berpindah dari posisi awal. namun cobalah untuk memanggilnya dengan kata "bangkitlah". dia akan melotot dan bergumam "kau kira aku zombi, bangkit dari kubur". Yah, bukan itu poinnya, namun bangkit adalah berpindahnya posisi seseorang dari posisi duduk ke posisi berdiri, atau dari posisi berdiri ke posisi lari. problemnya, tidak semua orang tau makna bangkit, dan tidak semua orang mau untuk bangkit.

Jamil Azzaini menjelaskan dalam buku MOVE ON, singkatnya begini, semua orang butuh untuk move on. kalaupun kamu saat ini merasa aman dan baik-baiknya, -disamping mungkin ada yang salah dengan dirimu- tetap saja semua orang butuh untuk move on. sebab, kamu tumbuh menjadi dewasa, orang tuamu juga tumbuh menjadi tua, adikmu menjadi remaja, rumah kayumu menjadi rapuh. semuanya berubah, dan semua perubahan itu membutuhkan sikap dan perbaikan. Lantas apa solusinya? MOVE ON. Bangkitlah!

Balik ke topik utama, kini kamu sudah mahasiswa. tak lagi kamu dibekalin nasi goreng dari rumah. tak lagi kamu dikejar-kejar karena lupa minum susu. tak lagi kamu dijagai siang malam oleh ibumu. sekali lagi, perubahan yang menuntutmu untuk berubah. status dan umurmu yang menuntutmu untuk bangkit. bagaimana agar kamu bisa bangkit? tidak lain dengan mengetahui apa tujuan hidupmu. sebagian dari kamu mungkin menganggap ini sebagai pertanyaan klise. kemudian kamu menuliskan motto hidupmu dengan kata-kata yang mbois bin keren . namun faktanya, kamu tidak juga bergerak sesuai dengan motto hidupmu itu. ini permasalahannya. motto hidup bukan hanya kalimat keren yang kamu tuliskan dalam formulir open recruitment kepanitiaan atau lembaga. bukan kawan. motto hidup adalah lenteramu dalam menemukan jalan hidupmu. jadi jawablah dengan segenap jiwamu pertanyaan itu. untuk apa gerangan kau hidup di bumi ini? menambah polusi sajakah?

alkisah terdapat percakapan mahasiswa baru dengan seorang pria yang bertanya tentang tujuan hidup
"apa tujuan hidupmu wahai anak muda?" 
"tujuan hidupku adalah ingin menjadi anak yang berbakti bagi nusa dan bangsa, membahagiakan orang tua, bermanfaat bagi orang lain.
"kenapa kamu ingin berbakti bagi nusa dan bangsa, membahagiakan orang tua, bermanfaat bagi orang lain?"
"karena ini bangsa dan nusaku, karena mereka orang tuaku yang menjagaku sejak kecil, karena.. yaa begitulah"
"jika ini bukan negerimu, jika mereka bukan orang tuamu, jika kau tak dapat bermanfaat bagi orang lain?"
"bisa kau tanyakan pada orang lain? aku lelah"

dan perbincangan dengan mahasiswa baru ini berakhir karena ia lelah berpikir, bahkan untuk hidupnya sendiri. sepatutnya, ada pertanyaan yang harusnya lebih krusial untuk dijawab. siapa yang menjadikanmu bagian dari negeri ini, siapa yang memberikanmu orang tua, siapa yang membuatmu bisa berguna, dan SIAPA YANG TAU UNTUK APA KAU HIDUP.

tak terpikirkan?
ya, kaukan terlalu lelah untuk berpikir.
tapi cobalah jawab

jika dia bukan matahari, dia bukan bulan, dia bukan gunung, dan dia bukan hutan. Siapakah Dia yang tak pernah tidur, tak akan hilang karena terang, tak akan padam karena gelap? Maka kau akan temukan, Dia adalah Tuhan semesta alam. Allah yang Maha Kasih. 
akan jadi masalah lagi, jika pada Allahpun kau tak kenal. Maka kenalilah Tuhanmu. bukan hanya karena tak kenal maka tak sayang, tapi karena tak kenal maka tak maluuukah kita hidup dibumi-Nya?. 

1 komentar:

  1. Mbak, pinjem buku ON :)

    As usual, tulisan mbak nendang banget :)

    BalasHapus