Selamat datang diblo saya

Sabtu, 10 Agustus 2013

Muhan Man (my Super hero)

Taulah rasanya lebaran tanpa keluarga? Padahal itu saat-saat kita berkumpul dan saling bercerita pengalaman masing-masing setahun yang lalu. Tahun ini dengan sangat menyesal, aku berlebaran di kampong orang. Tak kenal satu tetanggapun. Yah karena satu dan lain hal, jadwal pulang kampong tidak ada dalam skejul tahun ini. Madiun, itulah kota yang ku tempati selama 6 hari terakhir. Kota ini ramai sekali, Kendari tidak ada apa-apanya. Rumah yang aku tempatipun sangat nyaman dan mengingatkanku pada rumah nenekku di Ciamis sana, khas Jawa dengan tiang-tiang tinggi, lantai marmer dan jendela lebar transparan. Sayangnya, aku tidak punya teman wanita satupun disini. Aku berangkat dari mojokerto bersama dua orang sepupu dan kakakku. Mereka semua laki-laki. Sampai di Madiun pun semua keluarga adalah laki-laki tidak seorangpun perempuan. Dunia seperti daun kelor, sempit sekali. Alhasil 5 hari berlalu dan aku tidak menikmati apapun dengan berlibur disini.
Sampai malam tadi, semua keluarga berjalan-jalan di Alun-alun Madiun. Termasuk Muhan, anak lelaki kelas 3 SD yang menyadarkanku bahwa dialah lelaki yang selama ini aku cari. Asiikk… Ternyata dia anak yang sangat asik, dia mengajakku bermain sesuatu berbentuk baling-baling. Memberikan aku joke-joke yang sebenarnya tidak lucu, tapi karena dia yang bercerita, entahlah aku selalu ingin tertawa.
Ada cerita lucu tentang anak ini, puasa kemarin dia hanya bolong dua. Satunya disengaja, satunya tidak sengaja. Ketika mandi sore dimana sebentar lagi adzan magrib, dia merasakan rasa dahaga yang dasyat. Karena tak tahan haus, akhirnya sambil menyiramkan air ke tubuhnya dia membuka mulutnya dan meminum air itu. Ngakunya dia sih sedikit. Hehe. Dia juga suka melalukan hal-hal bodoh. Seperti terjatuh dari tempat tidur, mengenalkanku pada Pak BaraBanaBara. Entah itu siapa.
Ada kisah lain juga tentang anak ini. Dia adalah anak ke tiga dari 3 bersaudara. Pertama kakaknya setahun dibawahku sekarang sedang kuliah jurusan teknik sipil di salah satu universitas negeri di Surabaya. Anak kedua baru lulus SMA. Semua anak itu ganteng-ganteng. Hehe… dan sepenglihatanku mereka anak yang mandiri. Aku tidak tau ayah mereka kemana. Aku juga tak berani bertanya. Lebaran ini, Muhan mendapat banyak THR. Sambil bercanda aku menyarankan padanya untuk membawa semua uang itu ke alun-alun untuk dibelanjakan.
“di gowo ae han , neng alun-alun, iso tuku mercon” saranku padanya.
“emoh”
“lha terus duite arep mbok gawe opo?”
“nggawe tuku hapene masku” wihh…. Standing Applouse aku sama anak ini.
“masku kan gurung duwe hape mbak, hapene mas Iman yo di kasi ibu”
“saling ngasih gitu aa, han?”
“nggeh, masku yo tukuno ae, aku yo tukono ibu sandal” dalam hati aku bergumam, keren anak ini. Makaya ku jahilini terus.
Aku dapat pelajaran lagi hari ini. Bukan dari guru bukan dari ustad. Tapi dari seorang Muhan, yang tertawanya lebar. Tidak banyak anak yang bisa mengerti kondisi keluarga dan kakak-kakaknya. Banyak sepupuku yang lain yang tidak berfikir sederhana seperti Muhan. Ribut saja mereka bagaimana cara menghabiskan uang untuk kebutuhan mereka sendiri.

Aku harap kamu ga cepat  gede han! Mungkin pikiran sederhan ini hanya ada kalau kamu masih kecil. Ketika besar nanti, banyak sudah yang akan mempengaruhi keputusanmu. Bukan hanya sekedar main mercon lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar